Sabtu, 09 Oktober 2010

Demo kepala desa dan perangkat desa sejawa timur

Pada tanggal 04 oktober 2010 kemarin seluruh kepala desa sejawa timur menyerbu gedung DPR/MPR, mereka menuntut pemberlakuan amandemen undang undang tentang desa yg telah di buat sebelumnya beberapa tahun lalu. Salah satu rombongan yg tepatnya dari kabupaten nganjuk mereka begitu semangat berorasi ,selama perjalanan menuju senayan mereka begitu menggebu2 mengeluarkan uneg2 mereka salah satu wakil dari mereka mengatakan bahwa pemerintah selalu menganggap sapi perahan pada kepala desa berikut perangkat2nya
menurut mereka pemerintah tak pernah memperhatikan mereka dgn memberikan tunjangan bagi mereka dan bayangkan seorang kamituwo atau kepala dusun hanya mendapatkan gaji 80ribu perbulan itupun bukan dari pemerintah melainkan dari kas desa atau kecamatan,dngn penghasilan segitu cukupkah untuk menghidupi keluarga mereka?tentunya tidak bukan?! Bandingkan dengan upah PNS yg rata2 di atas 1juta bahkan 2juta untuk tiap bulannya itupun untuk pegawai teras belum lagi yg tingkat di atasnya dgn kerja yg ogah2an gaji mereka begitu besar.
Tapi yg tak pernah habis fikir kenapa tiap kali ada peluang untuk jadi perangkat desa atau kepala desa masyarakat selalu berbondong2 mencalonkan diri, apakah yg mendorong mereka untuk maju mencalonkan diri padahal mereka pun tahu upah atau tunjangan yg mereka dapat tidaklah sesuai buat mereka dan bahkan mereka rela mengeluarkan dana yg tidak sedikit hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah hanya untuk menjadi kepala desa ataupun perangkat desa dengan masa jabatan lima tahun dan maksimal dua kali periode menjabat itu pun bila terpilih dua kali apabila hanya sekali akankah cukup pendapatan mereka untuk mengembalikan modal mereka saat mencalonkan diri dan pengeluaran biaya untuk pemilihan? Sepertinya tidak mungkin kecuali ada faktor lain dalam tujuan mereka dgn pencalonan diri mereka belum lagi bagi mereka yg kalah harus kehilangan modal selama masa kampanye dan uang2 siluman buat kader2 mereka yg bermuka dua.
Itulah fenomena yg terjadi di masyarakat kita dalam tujuannya ke gedung dewan mereka menuntut keadilan bagi mereka anda pasti akan sangat merasa lucu bila melihat kelakuan2 pamong2 di negeri kita mereka yg begitu di hormati di daerahnya masing masing berulah layaknya anak kecil. Saya teringat hari itu ketika tiba di depan pintu gerbang gedung dewan mereka berebut turun dari bus yg mereka tumpangi dan mereka disambut oleh aparat kepolisian kita dengan senyum dan ucapan selamat datang di gedung dewan eh malah para kades dan perangkat2 desa tersebut malah bersikap seakan para aparat polisi tersebut sebagai musuh mereka yg hendak menghalangi kegiatan mereka, dan baru saya ketahui sekarang ternyata polisi selalu menyambut para demonstran dengan ramah polisi tak akan bertindak anarkis bila tidak ada yg memulai kerusuhan.
Begitu para pamong desa turun tanpa tedeng aling2 tanpa rasa malu malu mereka mengencingi pagar gedung dewan beramai ramai padahal beberapa pamong desa tersebut diantaranya adalah perempuan , saat berorasi keluarlah kata2 khas jawa timuran kata2 kotor dan makian hujatan kepada pemerintah Yg tak juga menepati janjinya. Kata kata jancok,gatel,dan lain sebagainya tak luput dalam orasi mereka dari semua rombongan yg paling vokal adalah dari nganjuk gresik dan surabaya, mereka bergantian naik untuk melakukan orasi sementara bus yg saya bawa di arahkan oleh para petugas untuk parkir ke tempat parkir timur gelora bung karno atau gelora senayan dgn dikawal oleh patwal bus saya membelah kemacetan jalan seputaran senayan dgn di jaga aparat polisi di tiap bagian ruas jalan di ikuti oleh beberapa bus lain yg juga membawa rombongan serupa.
Di tempat parkir timur senayan ternyata sudah ada banyak bus rombongan di sana saya mendapat tempat parkir tepat di depan gedung balai sidang, hingga akhirnya kurang lebih pukul 02:15 mobil patroli polisi meminta kami menjemput rombongan kami di depan gedung DPR MPR dan langsung meluncur pulang.
Dari informasi yg saya dapat akan ada demo susulan dalam waktu dekat yg juga di ikuti oleh propinsi propinsi lain.




Tulisan ini saya tulis untuk seluruh kepala desa dan perangkat desa kecamatan patian rowo,kertosono,lengkong,baron,dan jatikalen kabupaten nganjuk khususnya ibu kades desa sumber miri sang primadona rombongan bus saya. Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar